Saturday 25 October 2008

BURUH MENJADI MAJIKAN

. Saturday 25 October 2008

Kombinasi antara kejernihan yang tidak hilang dan pikiran
yang kuat namun tidak menjadi raja, membuat manusia
memasuki memasuki wilayah-wilayah mengagumkan. Inilah
majikan kehidupan yang sebenarnya. Dari manapun sumber
nafkahnya, apapun penilaian orang, berapapun tabungannya.
Ia tetap majikan.(Gede Prama)


Tidak ada manusia yang bercita-cita selamanya menjadi buruh. Bagi
sebagian pejalan kaki kehidupan, buruh hanyalah profesi sementara.
Lebih cepat mereka berubah menjadi majikan lebih baik. Dan ini
bukannya bukti. Berlimpah bukti yang tersedia. Liem Sio Liong, Eka
Tjipta Widjaya, Ciputra, Chairul Tanjung hanyalah sebagian kecil
contoh manusia yang berjalan dalam kehidupan dengan menggunakan
profesi “buruh” hanya sebagai sasaran sementara. Di luar nama-nama
besar tadi, ada jutaan manusia yang bercita-cita serupa (Petikan dari
buku “Jejak-Jejak Makna” Oleh; Gede Prama)

Bagaimana dengan anda? Apakah merupakan salah satu dari pengusaha-pengusaha yang mentasbihkan diri sebagai majikan yang memiliki buruh puluhan, ratusan bahkan ribuan orang?. Saya tidak menginginkan jawaban anda sekarang. Namun yang saya butuhkan adalah jawaban sejauh mana anda menganggap diri anda sebagai majikan dan buruh yang bekerja dalam perusahaan Anda?. Suatu hari saya bertemu dan ngobrol panjang lebar dengan seorang Kepala Cabang Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang obatobatan di wilayah Semarang.

Meskipun sama-sama menjadi buruh dari sebuah perusahaan, pangkat kepala cabang saya katakan sudah menjadi majikan di kantor cabang yang beliau pimpin. Fasilitas perusahaan yang diberikan kepada beliau tentunya berbeda dengan buruh-buruh lainnya. Apa yang beliau katakan saat saya menanyakan “Enak nggak ya Pak jadi kepala cabang?”. Apa jawabannya, Nggak enak!. Bisa saja perusahaan memberi fasilitas lebih kepada pangkat saya sebagai kepala cabang. Namun perusahaan tak menganggap saya sebagai pribadi yang mempunyai rasa, saya ini bukan mesin pencetak uang demi keuntungan para pemilik perusahaan. Begitu jugaanak buah saya, mereka juga seperti saya. Bukan di jadikan mesin pengejar target yang menghapuskan kemanusiawiannya.

Sesuatu jawaban dan argumen yang mungkin saja bisa benar, bisa juga salah. Bisa benar karena beliau juga buruh dari sebuah perusahaan, yang tentunya juga mempunyai pimpinan di atasnya.
Tekanan dan tanggung jawab yang diberikan oleh atasannya akan membuat beliau melakukan hal yang sama dengan buruh-buruh di bawah beliau. Hal ini pun sekaligus menanamkan pemikiran kepada buruh beliau bahwa jadi kepala cabang itu enak. Tinggal nyuruh, marah-marah jika kerja mereka nggak bener. Dan sikap-sikap majikan
lainnya muncul saat target perusahaan tidak terpenuhi. Dan tentunya si Buruh lah yang menjadi sasaran kegagalan itu.

Cerita diatas hanya merupakan sebagian gambaran reality yang sering terjadi di dunia kerja. Bisa jadi Anda pun memiliki pengalaman atau melihat fenomena-fenomena serupa di atas. Mungkin sesekali ada gunanya kita untuk keluar dari pencarian yang terfokus pada yang lebih.

Sudahkah Anda menjadi majikan atas pikiran Anda sendiri???
Jadilah Orang Kaya

0 comments:

 
Namablogkamu is proudly powered by Dimas Petruk | Template by o-om.com